Minggu, 27 September 2009

"Empat April Dua Ribu Sembilan"

Bengkak sudah mataku kini
Air mata darah yang kuperas
Tak ’kan kering menangisimu
Dalam duka yang teramat dalam

Kenangan buruk itu tak ingin kukenang
Tapi, semua terpampang nyata lagi di depanku
Aku tak bisa berpaling walau hanya sekejap
’Tuk sekedar menghapus air mataku

Resah dan galauku semakin nyata
Adakah keadilan untukku
Apakah semua yang Kau beri untukku
Akan Kau ambil begitu saja

Jangan
Cukup sudah
Tak sanggup ku menanggung semua derita hancurnya hati
Tak kuasa ku menahan segala duka binasanya jiwa

Tuhan
Izinkan aku dan sahabatku
Disini, menikmati pemberian Mu
Jangan Kau pisahkan aku dengannya
Seperti yang pernah Kau lakukan dulu
Padaku, tanpa basa basi

Tuhan
Masih banyak cita yang belum terwujud
Jangan hentikan asa yang berbintang
Izinkan aku menikmati semua
Dalam dekapan hangat sahabat

”Untukmu wahai sahabat”
Demi cita yang tertunda


Jakarta 04042009
"Mengenangnya 04041997"
damai dalam cinta itu indah
love, febi
READ MORE - "Empat April Dua Ribu Sembilan"

Tawanan Cinta

Cintaku telah tertawan dalam cawan petri
Terbelenggu dan terkungkung melara
Tanpa tangis..., tanpa isak...
Tatap nanar bermandi darah

Telah ku bangun kubangan darah
Tenggelam aku dalam asa yang merasai
Menganyir dalam kutukan iblis
Terhanyut..., bermuara di lautan binasa

Sendiri aku tak kuasa berlari
Mengejar cita di seberang lautan
Mengikis lara, mengubur duka
Mencibir setan, mencarut hampa

Diam
Tersapu badai
Hening
Terhempas gelombang



jkt, 13.50 12042009
###
damai dalam cinta itu indah
love, febi

READ MORE - Tawanan Cinta

Rabu, 23 September 2009

CERITA KU

CERITA KU




”Fen, melamun ya? Ngapain duduk sendirian disini?” Suara lembut itu menghampiriku. Sedikit teperanjat aku mendengar sapaannya yang tiba-tiba. Perlahan didekatinya aku yang sedang menyendiri di beranda, menemaniku duduk di undakan tangga teratas.


Aku hanya diam tak menjawab, hembuskan nafas yang kurasakan sangat berat menghimpit dada, membuang jauh pandangan ke arah jalan di samping, memeluk tangan. Dipegangnya pundakku yang sedikit melorot, seakan mendapatkan ketakberesan hatiku.


Sore itu langit dengan warna merah saga, aku termenung sendiri, dagu bertelekan tangan kanan sekenanya. Hatiku sangat resah, dada yang sesak membuat nafasku tak beraturan. Ku tatap nanar taman di kejauhan, mengembarakan pikiranku yang galau


”Fen, ada apa? Kok cuma diam, nggak menjawab pertanyaanku?” Perlahan, ditariknya dengan lembut daguku yang bersungut menjauh


Ku tepis tangannya, sambil menghelakan nafas panjang dengan malas ku tolehkan pandangan sebentar ke arahnya, lalu ku buang lagi pandangan resah ini, jauh menembus keremangan senja. Penasaran dengan apa yang terjadi, dia pindah menuruni beberapa undakan anak tangga agar bisa menatap ku berhadapan dengan leluasa.


Diraihnya wajahku dengan kedua tangannya yang masih menebarkan wangi handbody. Parfumnya yang lembut tercium olehku, terpejam mataku menikmati wewangiannya, terhanyut sesaat aku dalam sensasi aroma yang diciptakannya, nafasnya tertalu dekat denganku, bisa kurasakan hembusan nafasnya yang teratur menerpa lembut wajahku. Campuran wewangian yang dikenakannya berputar sebentar memenuhi otakku, sedikit membuat nyaman hatiku yang resah.


Tapi, tepukan lembut di pipi kiriku membuat aku tersadar dalam lamunan sesaatku. Sahabatku tak ingin menunggu lama, perlahan mata kubuka malas. Kami pun beradu pandang, tak bisa ku hindari tatapan penuh tanya itu. Tatapan matanya yang teduh, lembut menjelajahi bola mataku, menembus pikiranku, tegas, menanti jawaban dariku, menusuk langsung ke jantungku yang mengoyak. Tak terasa tatapan penuh tanya itu mengembangkan pelupuk mataku. Aku hanya tertunduk dalam diam, sambil menatap ujung jemari kakiku yang memainkan sandal, menghalau gelisah yang semakin menggerayangi hatiku.


Tak kuasa aku menahan semua himpitan beban yang bergolak, mengaduk-aduk relung batinku yang merasai. Mata yang sedari tadi telah mendung berat, sekarang seakan tak kuat lagi ku bendung, meledaklah semua, menumpahkan segala yang menyesak, berguncang bahu yang telah melorot seinci dan semakin melorot lagi setengah inci.


Terdengar jelas di telingaku, desahan nafasnya yang sedikit tercengang. Perlahan kembali dia mendekati ku, merangkul tubuhku dalam dekapan hangatnya, membisikkan kata-kata yang menentramkan hatiku, sambil menggenggam erat tanganku. Dibiarkannya aku menumpahkan segala himpitan ini, hingga puas dalam kubangan air mata yang telah tertahan dari kemarin. Segala sesak dan derita yang menghimpit, ku tumpahkan dalam pelukannya. Lama isak perih melesak dari dadaku yang hampir pecah, berkutat resah yang menggelegak, terus merinai memuaskan lara yang mendera sukma. Setelah ku tumpahkan semua derita yang mendera dan menyesak di ulu hati, perlahan, berangsur kuat hatiku untuk menceritakan keresahan ini pada sahabatku


”Dia telah pergi. Kemarin Ibunya memberi kabar.” Perlahan dan terbata aku menceritakannya satu persatu


Serasa hancur hatiku mengucapkan kata demi kata di depannya. Sakit yang memilukan, mengutarakan apa yang telah terjadi. Luluh lantak sudah jiwa dan ragaku, seakan kosong mengembara bersama ruh-ruh di alam baka. Pikiranku terlalu gamang saat itu. Perlahan dinginnya malam menjalar kuasai sekujur tubuh, sedikit menggigil tubuhku yang ringkih diterpa dinginnya hembusan angin malam. Ku peluk rapat kedua tanganku, mengusir lara, ku tatap bintang di langit, ku atur nafasku, agar bisa melanjutkan ceritaku.


”Padahal, kau tau sendiri beberapa jam sebelumnya. Dia begitu ceria, seolah tak ada sakit yang dirasakan.” Perlahan tubuhku pun mulai bergetar lagi.


Tertumpah lagi isak tangis yang tadi sempat tertahan. Terus mengalir bak air bah yang jebol tanggulnya. Menggetarkan seluruh jiwa dan raga.


Sahabatku menyembunyikan rasa terkejutnya dengan menggenggam tanganku yang semakin dingin bersama naiknya malam. Mata yang belum lagi mengering, terus mengucurkan air mata kehancuran. Hati yang belum lagi sembuh terasa sangat menyesakkan dada, menyakitkan batin yang perih dan kian tercabik hancur.


”Maafkan aku, Fen. Aku nggak tau. Kenapa kau pendam ini sendiri? Kenapa tidak kau bagi dengan ku?” Sambil merangkul pundakku, dengan lembut dipijatnya bahuku yang sudah sedari tadi melunglai, memberikan kekuatan untukku.


Lama aku terisak tumpahkan segala sesak yang menyelimuti hatiku yang mengosong. Tak henti sahabat terbaikku meluncurkan kata-kata penyejuk untukku. Menemaniku, memberikan dorongan bagi semangatku yang memudar.


”Sudahlah. Relakanlah semua yang telah terjadi.” Dengan nada suara lembut, walau terdengar agak sedikit tercekat dan belum bisa memberikan keyakinan akan kerelaan padaku.


Aku tahu, sahabatku terguncang, sama hebatnya dengan apa yang kurasa. Karena, David adalah sahabatnya sedari kecil. Teman sepermainannya, yang dikenalkannya padaku tiga tahun lalu. Karena Henny, aku dan David memadu kasih, berikrar sumpah setia hingga tahun lalu, saat dokter di Beijing memvonis rasa sakit kepalanya yang menahun dan memutuskan untuk mengangkat tumor itu dari kepalanya. Pada operasi ketiga inilah, hatiku terhempas, hancur.


***


”Woi... Aku mau ke Jakarta sabtu ini. Kamu nggak boleh ada acara. Aku langsung dari rumah, nggak pake mampir ke slipi, meluncur menuju pancoran. Ingat, Fen, kalo terlanjur ada acara, batalkan semua! Batalkan!” Dengan semangat yang menggebu Henny menyampaikan keinginannya padaku melalui telepon selularku.


Aku yang tidak mendapatkan kesempatan berbicara hanya diam melongo seperti layaknya sapi ompong. Tak berapa lama, ponsel ku sudah terdengar suara tut...tut...tut... Sambungan teleponpun sudah terputus. Aku hanya diam terpaku, seakan terhipnotis dengan apa yang baru saja terjadi. Saat tersadar, ku abaikan saja hasil percakapan yang sangat singkat itu dan segera melupakan kejadian singkat barusan.


***


Sabtu sore, saat menikmati musik di compact disk-ku, dari bawah, terdengar teriakan yang melengking, suara yang sangat kukenal. Tanpa menunggu teriakan berikutnya, aku segera meninggalkan kamarku yang masih acak-acakan, buku yang berserakan, kepingan CD yang berhamburan, dan boneka-boneka kecil yang berjumpalitan.


”Heeeeennyyyyyyy...!” Aku segera berlari menuruni tangga melompati dua anak tangga sekaligus, tak mempedulikan bunda yang tersenyum kecil melihat ulah konyolku dan teriakan heboh dua sahabat yang sudah lama tak bersua.


”Ok, girl... Sesuai janjiku dua hari lalu. I’m comming...!” Merentangkan kedua tangannya menyambut kedatanganku yang terburu-buru lari dari arah tangga.


Kami saling berpelukan melepas rindu, tertawa cekikikan, lalu ku tarik paksa tangan Henny menuju arah kamarku. Tapi, tarikan paksaku terhenti. Henny menarik tanganku kembali. Aku pun menoleh berbalik memutar badan, tiba-tiba aku melihat sosok lain agak jauh di belakang Henny. Seorang bocah laki-laki, tersipu malu sambil cengengesan melihat ulahku barusan. Sadar aku bahwasanya ada manusia lain yang belumku kenal, aku menggamit lengan Henny tanpa melepaskan tatapan penasaran ke arahnya.


”Fenty sayang, kenalkan, ini David, sahabatku dari kecil. Walau masih muda, tapi dia berfikiran dewasa, malah melebihi pemikiran kamu yang sangat childish.” Menarik tanganku menuju sang bocah imut.


Dengan gayanya yang tetap malu-malu, mengulurkan tangannya memperkenalkan diri, ”David. Senang bisa bertemu Fenty secara langsung. Bukan hanya dari cerita Henny.”


”Uik! Hen, kamu suka gosipin aku ya? Awas kamu ya.” Menyambut uluran tangannya dengan suka cita, melirik sambil mengancam Henny. ”Semoga Henny nggak ngomong yang aneh-aneh tentang aku.” Mengedipkan mata kananku ke arahnya.


***


”Fen, aku sayang kamu.” Bibir tipisnya mengembangkan seberkas senyum yang sangat indah.


David merangkul bahuku merapatkan tubuhnya padaku. Ku lirik mata coklatnya yang indah, senyumkupun mengembang dan kusambut rangkulannya dengan membelai lengannya yang melingkar di bahuku.


”Aku tahu, Vid. Tanpa kata-kata gombalmu aku bisa merasakannya dan akupun bisa melihat hatimu. Selalu ada aku dan hanya ada aku di setiap biliknya.” Tawa kecilku yang tertahan pun keluar dari mulutku yang mungil, ku kedip-kedipkan kedua mataku menggoda kekasihku.


”Hahahaha!” Tawa keras itu lepas begitu saja dari mulut David. ”Duh, yang gombal.” David tertawa lagi, mendorongkan bahunya ke bahuku, sambil menggodaku dengan kedipan matanya.


Aku hanya tersipu melihat perlakuannya padaku. Tak sadar aku barusan melontarkan kata-kata gombal. Darah mendesir di hatiku, malu campur suka. Akhirnya akupun tertawa lepas, mengikuti tawa David yang tidak berhenti menggodaku.


”Udah ah, Vid. Capek pipiku. Ketawa terus.” Ku pijit mukaku yang pegal karena tertawa terlalu lama.


David terbatuk dan menghentikan tawanya. Aku tersenyum melihat tingkah lakunya.


”Makan, yuk, Fen. Aku udah lapar. Kamu tadi juga belum makan, kan?” Tanganku ditariknya menuju kantin pusat, tanpa menunggu persetujuan dariku.


***


Kenangan itu terus berputar-putar di dalam otak kecilku, menari-nari dalam hati sanubariku. Aku hanya terdiam tanpa kata. Semua kejadian ini begitu cepat, hingga mengelukan lidahku dan membekukan otakku. Aku merasakan semakin sesak di dada dan panas di mata yang seolah tak mau meninggalkan ragaku yang hampir binasa. Mataku yang redup, mulutku yang mengatup rapat, fikiranku melayang, dalam hati ku berkata, ”Bukan kalian yang mengalaminya. Kalian tak bisa rasakan betapa hancurnya aku.”


Ku tumpahkan semua resahku dalam tangis tanpa suara, hanya nafasku yang berat terdengar berkali-kali. Dibiarkannya hatiku terpuaskan dalam kegalaun peperangan bathin yang dahsyat mengguncangku. Dia membelai rambutku dengan lembut, memeluk pundakku yang sangat turun, dan menggenggam tanganku dengan hangat, berulang kali berusaha membangkitkan semangatku yang sangat terhempas.


Tanpa sadar ku gigit bibirku menahan gejolak kemarahan dan keterpurukan akan kepergiannya. Gerahamku beradu, menggeretuk, membuat linu di gigi, menekan sakit di hati. Tak terasa, ada rasa asin dari bibir yang terkecap olahku. Ku seka dengan punggung tangan kanan yag bebas. Dan ku lihat darah disana. Terperanjat Henny melihatnya, meraih tanganku. ”Apa yang kau lakukan Fenty?” Diraihnya wajahku yang kuyu, ”Lihat! Kau menyakiti dirimu! David pasti nggak suka melihat kamu melakukan ini!” Segera berlari ke dalam rumah meninggalkanku yang terdiam.


Setitik air mata mengalir dalam hatiku, mengenangnya. Sedikit perih ku rasakan di bibir bawahku. Tak berapa lama Henny sudah kembali dengan kapas, menyeka darah yang mengalir di bibirku. Henny berusaha tegar di depanku, dengan sigap dia telah membersihkan darah itu sambil menggelengkan kepala menatapku dengan bijaksana, merangkul pundakku.


”Fenty, aku tau kau sangat hancur. Tapi bukan ini yang harus kau lakukan. Kita semua menyayanginya. Aku sangat kehilangan David. Tapi ingat, bagaimana David bisa menguasai rasa sakitnya selama ini. Bagaimana tegarnya David menghadapi segala cobaan yang dialaminya. Bagaimana kuatnya David menghadapi kematiannya kemarin. Semua dilakukan David dengan senyuman. Ya, senyuman. Itulah yang harus kau lakukan.” Membelai wajahku dengan halus sambil menatap mataku yang mulai melunak kelelahan sehabis menangis.


Terlalu lelah jiwa dan ragaku memutar semua kenangan indah dan manis bersama David. Terlalu kelu jiwa dan ragaku merasai kehancuran dahsyat yang baru ku alami. Terlalu larut aku dalam keterpurukan kehilangannya. Aku harus bangkit, ku camkan semua kata-kata yang meluncur layaknya air mengalir dari tebing tinggi menuju terjunan, lancar dari mulut Henny sahabatku. Mengingatnya begitu indah, membayanginya begitu nikmat, akupun tersenyum. Perlahan kelegaan merayapi hatiku, tersadar aku karena kebenaran ucapannya. Aku yang selama ini selalu memendam kesedihanku, padahal aku punya dia, sahabat terbaik ku. Dia disini, bersama ku, memberi ku semangat, memberikan ketentraman. Ku balas dekapan hangatnya, ku buang seluruh gelisahku. Lembut dielusnya punggungku penuh kasih dengan kehangatannya, membisikkan kata damai di telingaku, ”Kau pasti bisa melakukan yang terbaik. Lakukan demi dia.”


Kuhela nafas berat itu, kubuang jauh galauku, kuseka air mata duka, kukubur kesedihan ini, lalu kutangkap senyuman rembulan dan bintang di langit. Sekarang ku kuatkan hati ku, menatap hari esok yang terbentang dan menanti tapakan jejak langkah ku dengan pasti dan teguh. Kekasih ku telah pergi pada Sang Empunya jiwa, tapi ku harus berdiri songsong esok yang cerah, demi cita-citanya yang tertunda.

Buatnya ”Kekasih Hati” dan "Sahabat Tercinta”


Bengkak sudah mataku kini
Air mata darah yang kuperas
Tak ’kan kering menangisimu
Dalam duka yang teramat dalam

Kenangan buruk itu tak ingin kukenang
Tapi, semua terpampang nyata lagi di depanku
Aku tak bisa berpaling walau hanya sekejap
’Tuk sekedar menghapus air mataku

Resah dan galauku semakin nyata
Adakah keadilan untukku
Apakah semua yang Kau beri untukku
Akan Kau ambil begitu saja


Jangan
Cukup sudah
Tak sanggup ku menanggung semua derita hancurnya hati
Tak kuasa ku menahan segala duka binasanya jiwa

Tuhan
Izinkan aku dan sahabatku
Disini, menikmati pemberian Mu
Jangan Kau pisahkan aku dengannya
Seperti yang pernah Kau lakukan dulu
Padaku, tanpa basa basi

Tuhan
Masih banyak cita yang belum terwujud
Jangan hentikan asa yang berbintang
Izinkan aku menikmati semua
Dalam dekapan hangat sahabat

”Untukmu wahai sahabat”
Demi cita yang tertunda


JKT, April 2009

damai dalam cinta itu indah
love, febi



**

READ MORE - CERITA KU

Selasa, 22 September 2009

OMBAK


OMBAK


Ombak berkata
Kepada pasir di pantai
Alangkah tolol dan
Dungunya kau ini


Tidakkah kau punya keinginan
Lari dan menghindar dari kejaranku


Kau hanya diam tak bergeming
Saat ku seret mendekatiku
Menjadikanku tak seluas dan sedalam
Yang telah diberikan Tuhan
Kepadaku


Pasir tetap tak bergeming
Diam tak menjawab
Hanya membisu


Senyum kebanggaan atas kuasaNya
Mengembang diantara sapuan belaian ombak





JKT, edit 17062009
damai dalam cinta itu indah
love, febi
READ MORE - OMBAK

Senin, 21 September 2009

"BAB 2" PERSAHABATAN DUNIA MAYA

PERSAHABATAN DUNIA MAYA





Banyak hal yang bisa menjadikan alasan satu hubungan persahabatan, misalnya berawal dari kondisi dimana kesendirian dan kekecewaan yang didasarkan rasa ingin balas dendam terhadap seseorang atau keadaan, atau karena satu bahkan beberapa alasan lainnya yang beragam macam. Terciptanya hubungan persahabatan, dengan visi dan misi yang sama akan terjalin hubungan persahabatan maya layaknya persahabatan dunia nyata. Curhat lewat dunia maya, pada salah satu user atau lebih, meski baru dikenal, jika bisa seide, atau bahkan sehati (bahasa gaul anak muda sekarang) seolah gayung bersambut, akan lancar dan menjadi satu hubungan persahabatan yang indah. Itulah awal dari kehidupan maya yang manis.


Selisih paham pasti ada dalam percakapan dalam dunia maya. Tapi semua tergantung tiap individu dalam mengambil sikap dan tingkah laku. Ada orang yang suka bersikap frontal, brutal, formal, atau bahkan wise. Hal ini semua tercipta sesuai image yang ingin ditampilkan sang user. Jika ingin terlihat seolah-olah seperti gadis berumur belia, gunakanlah bahasa dan sikap sebagaimana seorang belia. Siapapun atau apapun image yang ingin kita ciptakan, bersikaplah seperti ciptaan itu di dunia maya. Lain lagi kalau ingin menciptakan image sebagai pria atau sebaliknya dengan notabanenya mereka bukanlah mereka (maksudnya seorang pria menciptakan image menjadi seorang wanita, atau sebaliknya seorang wanita menciptakan image menjadi seorang pria), sedikit dibutuhkan manipulasi yang lebih besar, karena pria bukan wanita dan wanita juga bukan pria. User harus bisa menciptakan image sendiri, seperti apa yang diinginkannya.


Terlepas daripada hal itu semua, banyak juga para user yang jujur, mengatakan siapa mereka dengan jujur, tanpa tedeng aling, dengan maksud ”It’s me”, menunjukkan pada semua user bahwa ”Inilah saya”. Meskipun terkadang, dengan kejujuran, banyak pula yang meragukan kebenarannya. Seperti yang saya katakan sebelumnya, inilah dunia maya, apapun bisa terjadi. Kebohongan bisa dianggap dan dipercayai sebagai kejujuran, begitu juga sebaliknya dimana suatu kejujuran bisa dianggap dan dipercayai sebagai kebohongan.


Semua tergantung intensitas komunikasi dunia maya yang beralih ke dunia nyata melalui telepon pribadi atau pertemuan langsung di dunia nyata. Percakapan melewati cyber, mungkin bisa dimanipulasi 100%. Tidak dengan percakapan telepon langsung, yang bisa dinilai dari getar nada suara (itupun jika bisa menilainya). Untuk tahap ini, sapaan yang berlanjut melalui saluran telepon pribadipun, jika akal tak bermain, kita bisa saja dengan mudah tertipu bujuk rayu manis. Tapi, kadang kala, ada juga yang mengabaikan rayuan sampah itu. Meskipun dia tahu bahwa hal ini adalah kebohongan belaka, tapi dia menikmati sandiwara yang telah dia atau mereka ciptakan sendiri.


Selain adanya pertemuan, beberapa user, ada yang tidak menginginkan pertemanan dunia maya tercampur aduk dengan pertemanannya dalam dunia nyata, sehingga user ini tidak menginginkan temu muka (kopi darat). Dalam kasus ini, sang user bisa dalam dua situasi kondisi. Kebanyakan, mereka adalah para user-user pembohong yang hanya menginginkan kesenangan maya. Tapi ada pula yang tidak menginginkan kehidupan maya tercampur aduk dengan kehidupan nyata (pribadi).


Seperti yang pernah saya tanyakan pada seorang user yang saya tuakan di dunia maya yang saya geluti. Alasan utama mengapa beliau tidak menginginkan pertemuan di dunia nyata dengan teman-teman dunia mayanya, meskipun hubungan pertemanan itu, mungkin menurut pandangan saya pribadi, sudah sangat akrab. Sederhana memang, satu alasan klasik, ternyata beliau tidak menginginkan ”Fitnah”. Beliau yang sudah berkeluarga tidak ingin pasangannya, ataupun keluarganya yang lain berfikiran buruk tentang pertemanannya di dunia maya. Untuk mengatasi masalah ini, beliau tetap membatasi dan memberi garis pemisah antara pergumulan dunia maya dan aktifitas dunia nyata miliknya.


Sangat rumit pertemanan dunia maya yang penuh dengan kebohongan dan kemunafikan. Saya sendiri, pernah mundur dari satu komunitas yang sempat membesarkan nama saya dan banyak memberikan saya pelajaran yang sangat bermanfaat, hingga sekarangpun saya belum siap untuk kembali. Sepele mungkin, hal ini dikarenakan kemuakan saya atas kebohongan dan kemunafikan itu sendiri. Saya sudah lelah dengan pergumulan maya yang kosong, muak dengat carut-marut topeng kepalsuan. Terlihat sangat egois dan ironi memang, tapi itulah kenyataan walaupun berada dan bergulat dalam pergumulan maya, kehidupan maya yang nyata.


Apakah salah jika saya menarik diri dari persahabatan yang penuh kebohongan dan kemunafikan? Jika saya telah memutuskan ingin masuk ke dalam satu dunia, saya lebih memilih tempat dimana saya merasa sangat nyaman dan aman. Terserah apa kata orang, saya tak ambil pusing ”It’s me”, inilah saya. Kalau kalian ingin bergulat dengan kebohongan, silakan. Itu hak individu. Biarkan saya dengan dunia yang saya inginkan. Banyak komunitas dunia maya, bahkan lebih dari 50% penghuninya, lebih nyaman berteman dengan komunitas dunia maya sendiri. Kebanyakan mereka (para user komunitas dunia maya ), berteman dengan kalangan user dunia maya hingga mencapai 60 sampai 70 persen, lebih banyak daripada teman di dunia nyata.


Dalam kasus seperti ini, saya ulangi lagi, semua tergantung individu. Dunia yang seperti apa yang kalian inginkan? Dunia yang seperti apa yang siap kalian geluti? Hanya individulah yang bisa menjawab. Berulang kali saya katakan, apapun bisa terjadi dalam dunia maya. Apa yang anda inginkan?


Kembali pada topik ”Persahabatan Maya”, sangat menyenangkan mempunyai sahabat dalam suka dan duka. Entah itu dalam persahabatan dunia nyata maupun persahabatan dunia maya. Yang terutama, jalinan persahabatan itu didasari rasa kasih sayang dan kejujuran, walaupun tidak perlu 100% harus menceritakan diri pribadi pada lawan bicara. Jika tak ingin orang lain tahu tentang dirimu, tak perlu berbohong, cukup alihkan pembicaraan, dengan alasan kamu tak ingin membicarakannya. Hal ini lebih bijaksana tanpa menimbulkan prasangka buruk dan tidak membuat lawan bicara tersinggung. Untuk menjaga privasi, kita tak perlu mengorbankan jalinan persahabatan yang baru dibina, bertindaklah sopan dan bersikaplah santun, tetap menjaga tata krama dan etika tingkah laku. Dengan tetap menjaga norma, persahabatan dunia maya akan terjalin kekal dan langgeng, tanpa harus menjadi bumerang bagi diri sendiri.


Banyak hal yang bisa kita lakukan walaupun hanya dalam dunia maya. Seperti curhat apa yang kita rasakan saat ini ataupun keinginan kita bahkan mimpi kita atau apapun itu bentuk sharingnya. Semua bisa kita lakukan dengan sahabat maya layaknya sahabat nyata. Yang penting, ada hal yang harus ditekankan dan dicatat untuk diri sendiri, yaitu ”Seberapa besar rasa percayamu padanya?” Hal itulah yang tetap harus diingat dan jadikan itu sebagai cambuk bagi diri agar melangkah pada tahap yang aman dan nyaman untuk pribadi kita. Untuk itu, perlu dicatat pula, bagi pribadi, seberapa seringkah kalian bercengkrama? Seberapa lama kalian saling mengenal? Seberapa banyak yang kalian ketahui tentangnya? Seberapa jauh hubugan persahabatan itu sendiri?


Satu hubungan persahabatan itu selain didasari rasa kasih sayang yang tulus dan kejujuran hendaknya pula diikuti dengan sikap saling percaya. Mengapa saya katakan ”Sikap Saling Percaya”? Karena tanpa kepercayaan suatu hubungan itu layaknya lauk yang basi atau air yang kering. Buat apa menjalin satu hubungan baik, jika tanpa kepercayaan. Rasa saling percaya itulah yang akan menciptakan suasana baik dan damai. Tanpa kepercayaan akan timbul rasa prasangka buruk yang membangkitkan kecurigaan sehingga kenyamananpun akan hilang. Maka dari itu, kepercayaan sangatlah penting dalam membina hubungan maya ini.


Saya pertegas lagi ”Kepercayaan”, binalah hubungan itu dengan rasa saling percaya. Agar rasa mawas diri yang timbul karena rasa curiga tidak muncul dalam hubungan pertemanan maya ini. Buatlah tameng bagi diri sendiri agar tercipta jalinan persahabatan yang indah tanpa syak wasangka buruk karena kebohongan yang menjembatani dan memisahkan hubungan persahabatan dunia maya yang sangat rentan, bangunlah kerpercayaan orang lain bagi diri kita dan binalah rasa kepercayaan itu untuk orang lain.



APAKAH ARTI PERSAHABATAN


Apakah arti persahabatan
Bagai metamorfosa kepompong
Menjadi kupu-kupu
Nan cantik indah menawan


Mengapa persahabatan itu rentan
Bagai ulat daun yang harus kuat
Bertahan hidup untuk siap berubah
Menjadi kepompong


Persahabatan yang indah
Jika dihiasi dengan ketulusan hati
Bukan karena nafsu ingin memiliki
Atau pun hasrat ingin menggoda


Adakah persahabatan yang tulus
Tanpa dipecundangi kebejatan
Mampukah persahabatan yang tulus
Menjadikan hidup penuh warna


Mungkin itu hanya khayalan
Mimpi indah dalam dunia maya
Yang akhirnya ’kan dikangkangi
Otak kotor kemunafikan


Pandangan kabur yang melata
Menjilat kehampaan kehidupan
Meludahi kesucian pergaulan
Yang bertopeng kebijakan




JKT, edit 10062009
damai dalam cinta itu indah
love, febi




Seperti yang saya ungkapkan dalam satu karya saya di atas ”Apakah Arti Persahabatan”, dapatkah sebuah ketulusan membina hubungan persahabatan memberi warna kehidupan baru dalam pertalian itu sendiri? Kembali lagi, hanya individu yang bisa menjawab. Marilah kita menebar bibit kebajikan, agar bisa menuai kenikmatan nantinya.




JKT, edit 29082009
damai dalam cinta itu indah
love, febi
READ MORE - "BAB 2" PERSAHABATAN DUNIA MAYA

"BAB 1" SIAPAKAH ANDA?

SIAPAKAH ANDA?
(dalam kehidupan dunia maya)






Seorang wanita Indonesia berdomisili di luar negeri, karena menikah dengan pria asli negara itu, tetapi selalu merindukan negara asalnya. Dia mengikuti satu komunitas dengan notabane 70% adalah penduduk asli Indonesia dan berdomisili di Indonesia, untuk menghilangkan kerinduannya akan negara kelahirannya, sedangkan 30% sisanya adalah penduduk asli Indonesia yang berdomisili di luar negeri dengan berbagai macam alasan, bahkan ada pula sebagian kecil mereka adalah bukan penduduk asli Indonesia dan bukan pula berdomisili di Indonesia.


Dalam kesehariannya, wanita ini adalah seorang ibu yang sangat manis dan penuh perhatian dengan keluarganya. Kalau dilihat dari sudut pandang ini, saya yakin, dia sangat bahagia. Tapi, kita tidak akan pernah tahu, apa yang sedang dia rasakan dan dia alami. Hanya dia dan Tuhannyalah yang tahu.


Satu hal yang sangat menyenangkan dan tentu sangat menarik dalam komunitas yang digelutinya yaitu ”Komunitas dunia maya”. Dimana dunia ini bisa berakibat buruk sekaligus baik bagi penikmatnya. Semua itu, tergantung kepribadian masing-masing individu. Pergaulan dunia nyata saja sudah banyak yang rusak, apalagi dunia maya yang kita saja tidak pernah tahu siapa dan apa yang sedang kita hadapi. Banyak penipuan dalam dunia nyata, lebih banyak lagi penipuan dalam dunia maya. Itu sekelumit gambaran tentang komunitas yang saya juga ikut berkecimpung di dalamnya. Kenikmatan dalam batas maya, tanpa harus tahu jika tak ingin tahu, jika ingin tahu, kita bisa segera mendapatkannya, dengan cara apapun.


Berkenalan dan berteman dalam komunitas dunia maya ini harus hati-hati, jika ingin selamat ”Dunia akhirat”. Banyak hal yang bisa sangat merugikan individu ataupun sebaliknya banyak hal yang bisa sangat bermanfaat bagi siapapun. Tapi kembali lagi pada hal sebelumnya, semua tergantung pada pribadi masing-masing individu. Yang tak ingin berlarut dalam kemayaan akan lebih bijaksana menghadapi dan menyikapi semua hal dalam komunitas tersebut. Dan berlaku sebaliknya, yang terlarut akan tenggelam dalam dunia maya yang semu.


Banyak hal yang bisa terjadi dalam pergaulan komunitas maya ini, seperti persahabatan dan terutama perselingkuhan. Seperti yang saya katakan sebelumnya, harus hati-hati demi keselamatan ”Dunia akhirat”. Persahabatan dunia maya, sangat indah jika dan hanya jika didasari kasih sayang tulus layaknya persahabatan dunia nyata. Lain lagi jika jalinan persahabatan itu di awali dengan kebohongan, akan sangat menyesakkan. Semua ini juga merupakan kontrol otak dalam menghadapi komunitas. Jika dalam komunitas ini lebih mengedepankan perasaan tanpa mempedulikan akal sehat, maka kita akan terhanyut dalam pergumulan panas dunia maya yang bisa berubah setiap seperseratus detik. Tak ada yang tahu apa yang akan terjadi tiap seperseratus detik tersebut. Karena banyaknya manusia yang bercokol di dalamnya. Bahkan, satu orangpun bisa menjadi banyak orang.


Banyak saya dapati, bahkan sayapun sering melakukannya, memiliki banyak akun (istilah : identitas), demi kesenangan atau bahkan kepuasan yang entah apa manfaatnya. Wanita dengan identitas pria atau sebaliknya pria dengan identitas wanita, atau sebagai apapun yang diinginkan. Kepala boleh sama hitam, darah boleh sama merah, juga tulang boleh sama putih, tapi siapa yang bisa menyamakan hati dan pikiran tiap individu? Tuhan Yang Maha Segalanya saja tak mau melakukan hal tersebut pada ciptaanya. Karena inilah hidup, penuh warna, indah. Meski berbeda, tapi kita nikmati saja. Tak nikmat tanpa adanya perbedaan.


Perselingkuhan, pasti nikmat dilakukan lewat dunia maya. Walaupun hanya sekedar sapa lewat tulisan. Kata-kata rayu meluncur deras dan lancar, serangan erotispun terasa sangat nikmat melalui tulisan-tulisan rayuan sampah belaka. Sebenarnya, ada yang memanfaatan komunitas ini sebagai ajang pencarian jodoh, tapi lebih banyak sebagai ajang perselingkuhan buta. Bertukar alamat email, bertukar nomor telepon pribadi (telepon selular), bahkan ada yang saling memberi alamat (jika dirasakan aman).


Semua hal bisa terjadi. Dari hal kecil hingga hal besar. Hal kecil adalah percakapan ringan mengalir sejalan hingga menjadikan persahabatan yang sempurna. Hal besar adalah perselingkuhan maya yang akhirnya beralih pada perselingkuhan nyata. Hal ini yang sangat menakutkan dan sangat membahayakan keadaan dunia akhirat. Ada satu hal besar lagi yaitu persahabatan yang akhirnya menuju ke pelaminan. Untuk hal yang satu ini, sangat sulit terjadi, butuh proses panjang yang sangat melelahkan, walaupun saya sudah pernah melihat pengalaman ini. Tapi, yang sangat tidak mengenakkan adalah pertemanan yang di awali dengan kebohongan, seperti yang saya ungkapkan tadi sebelumnya. Hasil akhirnya akan saling hina, bahkan saling boom (kirim virus). Ini banyak yang terjadi, saya sendiri sudah berkali-kali mengalaminya, sehingga saya harus menginstal ulang sekaligus menyuntik anti virus pada laptop tua kesayangan saya.


Banyak kebohongan yang memang sengaja dilakukan seseorang untuk mendapatkan simpati besar dari user lain. Misal saja, seorang wanita dewasa yang kesepian mengaku menjadi seorang anak ABG (Anak Baru Gede) yang manis dengan segala kekurangannya (cacat fisik). Pada kasus ini, sang penyamar akan aman, karena seorang gadis belia dengan segala keterbatasannya pasti akan siap On Line 24 jam di depan laptop tanpa harus ada yang mengganggu. Hal ini bisa dikatakannya pada user lain bahwasanya dia selalu ada di rumah. Kecuali untuk beberapa hal-hal tertentu yang bisa dimanipulasi dengan mengatakan bahwa dia sedang menjalankan Home Schooling atau apalah alasan yang bisa dikatakan aman untuk mendukung skenario yang diciptakannya.


Lain lagi kasus, seorang pria beristri dan beranak, menginginkan kesenangan di luar rumah, syukur-syukur ada wanita kesepian yang mau diajak tidur gratisan. Pada kasus ini, sang pria hidung loreng akan sulit dihubungi, dia hanya mau menghubungi wanita mayanya. Tapi ada juga yang nekat, bisa dihubungi saat sang istri sedang tidak berada di dekatnya. Ini sangat tidak manusiawi. Yang aman, sang pria berhubungan dengan wanita maya yang disetujui sang istri. Ini hal tergila yang saya temui.


Pada kasus lainnya, wanita kesepian, yang menginginkan banyak kasih sayang dari dunia maya, wanita yang haus pujian, akan rela dan berani berkorban demi sang kekasih maya yang jumlahnya bisa satu atau lebih. Bahkan persahabatanpun akan rela dibumihanguskannya. Atau bahkan seorang wanita dengan rasa amarah yang penuh, hanya sekedar iseng untuk mencari jati diri, dengan embel-embel balas dendam dari rasa sakit hati dikhianati suami. Untuk kedua kasus ini, sang wanita bisa jujur atau bahkan berbohong. Semua bisa dilakukan untuk pencapaian satu tujuan.


Yang sangat menarik adalah persahabatan hakiki dunia maya. Dalam hal ini, kejujuran di awal pertemanan sangat dibutuhkan. Syukur-syukur ”trisno jalaran soko nglibet” bisa berandil besar menjadi tali perjodohan. Meski dibumbui kecemburuan yang cenderung posesif, tapi inilah dunia maya, tak lelah saya kayakan berulang, apapun bisa terjadi.


Efek tulisan dan ikon yang ditampilkan saat bercengkrama dalam komunitas ini sangat mempengaruhi hasil akhir jalinan hubungan. Inilah dunia maya, dunia yang penuh gonjang-ganjing, bisa mengobok-obok hati dan akal. Apalagi semua ini difasilitasi dengan webcam dan chat voice. Apapun bisa ditabrak. Bahkan norma adat ketimuran juga agama sudah tidak mampu menghentikan semua pergumulan maya ini.


Kembali lagi ke awal, semua tergantung pada masing-masing individu. Jalan mana yang ingin digeluti dan jalan mana yang ingin diterjang. Semua kembali pada sang user.


Sekarang, siapakah anda?




JKT, 10062009
damai dalam cinta itu indah
love, febi
READ MORE - "BAB 1" SIAPAKAH ANDA?

Selasa, 15 September 2009

Ha...Ha...Ha...

Ha...Ha...Ha...


Teriak aku dalam diam
Tercekik kerongkongan meradang
Himpit dada yang mengekang
Bungkam


Berkecamuk sampah
Baluri otak kecil berlumpur
Gerah raga berpeluh
Liar


Bara mata menjalang
nafsu amarah berjaya
Setan tertawa riang
Terpedaya


Terjang adat istiadat
Langgar norma agama
Perbudaki congkak dan pongah
Gauli angkara murka
Selami lumpur dosa


Ha...ha...ha...
Puaskan birahi memuncak
Kuasai kebejatan dunia
Bersalaman dengan setan


Ha...ha...ha...
Kilatan sinar setajam pedang
Tak hentikanku raup kenikmatan
Penuhi hati dengan hasutan setan


Ha...ha...ha...
KemurkaanNya hentikan
Ha...ha...ha...
Tercekat diam


Hangus terbakar menjadi abu
Terhembus angin
Membubung tinggi
Menghilang
Tak bersisa tak berbekas


Ha...ha...ha...
Ganti setan tertawa senang
Rayakan kemenangan
Mencari mangsa ’tuk tipu daya




JKT, koleksi 2008
damai dalam cinta itu indah
love, febi

terinspirasi dari novel
"MALAIKAT & IBLIS"
karya Dan Brown
READ MORE - Ha...Ha...Ha...

PEMANDIAN

PEMANDIAN



Gemericik air yang perlahan jatuh dalam penampungan
Batang bambu yang terjulur rapi tertata dari arah gunung
Tersembunyi di antara besarnya bebatuan gunung
Yang dipahat rapi membentuk pemandian
Dengan tangga batu pualam yang sengaja dipahat kasar


Pepohonan bambu yang rapat berbaris rapi memagari
Pohon nangka dan pohon jengkol yang tinggi subur
Mengarah ke setengah pemandian batu pualam
Rimbun, seakan memayungi pemandian
Melindungi dari cuaca yang tak bersahabat


Perlahan ku menuruni tapakan tangga batu pualam
Ingin menikmati segarnya air pegunungan
Ku tangkupkan tangan mengambil air dalam penampungan
Terasa dinginnya air yang menyentuh kulitku
Ingin segera ku nikmat segarnya air pegunungan ini


Perlahan ku duduk di batu tempat pemandian
Ku tatap sekeliling, menyisiri suasana sekitar
Sepi...., ku tersenyum dalam hati pada diri sendiri
Hari ini sekitar waktu ular* suasana kampung lengang
Orang-orang turun ke sawah dan ladang hingga waktu kuda**


Ku tanggalkan pakaian ku satu satu
Menggantinya dengan kain telesan*** yang ku bawa dari rumah
Sapuan lembut angin membelai tengkuk ku yang telanjang
Dengan gayung dari batok kelapa ku membasuh muka
Menggigil badan ku karena dinginnya air


Ku rapatkan tangan ku yang bebas ke arah dada
Menahan dinginnya guyuran air yang membasahi dari kepala
Ku katupkan gigi lebih kencang melawan rasa dingin
Gemeretuk gigi dan bergetar bibir kedinginan
Ku lawan terus rasa dingin yang melanda


Dingin mulai terasa hingga ke tulang
Ku percepat ayunan gayung batok kelapa
Agar dingin tidak bertambah menjalar
Terburu-buru ku membersihkan badan
Tak ingin rasa dingin lebih menguasai


Segera berpakaian ku tinggalkan pemandian
Mengharapkan secangkir teh daun kopi pesanan terhidang
Untuk kembali menghangatkan badan yang menggigil
Bergegas..., berjalan menapaki jalan setapak menuju rumah
Merapatkan tangan berharap dingin berganti hangat




JKT, 2009
damai dalam cinta itu indah
love, febi




*waktu ular berkisar antara pukul 09.00 - 11.00
**waktu kuda berkisar antara pukul 13.00 - 15.00
***kain telesan berupa kain sarung untuk menutupi tubuh agar tidak telanjang


terinspirasi dari tempat pemandian di sebuah kota kecil di daerah pegunungan Sumatera Barat (Koto Kaciak, Maninjau, Sumatera Barat)
READ MORE - PEMANDIAN

Sabtu, 12 September 2009

ANDAI KU........

ANDAI KU........


Duduk ku di tepi dipan
Diam tak bergeming
Dalam keremangan
Temaram cahaya lilin


Hanya memandang nyala
Meliuk-liuk tertiup angin
Dari celah jendela
Yang sedikit terbuka


Kupandangi pelitanya yang redup
Pancarkan cahaya lemah
Tak sanggup menerangi
Ruangan kecil ini


Ku mendesah.........
Keringat kecil mengucur di dahi
Gerah ku rasakan
Resah mulai menjalari ku


....... ku pindahkan lilin
Menjauhi jendela


Ku buka lebar jendela kecilku
Agar dapat hilangkan sesak
Angin segar mulai terasa
....... bangkitkan gairahku


............ termenung
Diam ku dalam kebisuan
Gairah hasrat ingat ku akan Mu


Andai ku pelita lilin.........




JKT, Koleksi 2008
###
damai dalam cinta itu indah
love, febi
READ MORE - ANDAI KU........

SAYANG VS MENYAKITI


SAYANG VS MENYAKITI


Apa
Mengapa
Bagaimana
Hidup harus dilalui


Kepalsuan
Sandiwara
Topeng
Hidup harus dijalani


Tapi
Sampai kapan


Tidakkah kemunafikan ini menjengkelkan
Rasa muak menghiasi perjalanan hidup
Membelenggu asa dalam kepongahan nafsu
Memporakporandakan kesucian jiwa


Masih adakah
Keadilan
Keagungan
Kasih sayang


Masih pantaskah
Dielu-elukan
Atau
Begitu adanya


Sayang sama dengan menyakiti


Adil
Atau bodoh
Entahlah


JKT, edit 11 Maret 2009
damai dalam cinta itu indah
love, febi
READ MORE - SAYANG VS MENYAKITI