Selasa, 15 September 2009

PEMANDIAN

PEMANDIAN



Gemericik air yang perlahan jatuh dalam penampungan
Batang bambu yang terjulur rapi tertata dari arah gunung
Tersembunyi di antara besarnya bebatuan gunung
Yang dipahat rapi membentuk pemandian
Dengan tangga batu pualam yang sengaja dipahat kasar


Pepohonan bambu yang rapat berbaris rapi memagari
Pohon nangka dan pohon jengkol yang tinggi subur
Mengarah ke setengah pemandian batu pualam
Rimbun, seakan memayungi pemandian
Melindungi dari cuaca yang tak bersahabat


Perlahan ku menuruni tapakan tangga batu pualam
Ingin menikmati segarnya air pegunungan
Ku tangkupkan tangan mengambil air dalam penampungan
Terasa dinginnya air yang menyentuh kulitku
Ingin segera ku nikmat segarnya air pegunungan ini


Perlahan ku duduk di batu tempat pemandian
Ku tatap sekeliling, menyisiri suasana sekitar
Sepi...., ku tersenyum dalam hati pada diri sendiri
Hari ini sekitar waktu ular* suasana kampung lengang
Orang-orang turun ke sawah dan ladang hingga waktu kuda**


Ku tanggalkan pakaian ku satu satu
Menggantinya dengan kain telesan*** yang ku bawa dari rumah
Sapuan lembut angin membelai tengkuk ku yang telanjang
Dengan gayung dari batok kelapa ku membasuh muka
Menggigil badan ku karena dinginnya air


Ku rapatkan tangan ku yang bebas ke arah dada
Menahan dinginnya guyuran air yang membasahi dari kepala
Ku katupkan gigi lebih kencang melawan rasa dingin
Gemeretuk gigi dan bergetar bibir kedinginan
Ku lawan terus rasa dingin yang melanda


Dingin mulai terasa hingga ke tulang
Ku percepat ayunan gayung batok kelapa
Agar dingin tidak bertambah menjalar
Terburu-buru ku membersihkan badan
Tak ingin rasa dingin lebih menguasai


Segera berpakaian ku tinggalkan pemandian
Mengharapkan secangkir teh daun kopi pesanan terhidang
Untuk kembali menghangatkan badan yang menggigil
Bergegas..., berjalan menapaki jalan setapak menuju rumah
Merapatkan tangan berharap dingin berganti hangat




JKT, 2009
damai dalam cinta itu indah
love, febi




*waktu ular berkisar antara pukul 09.00 - 11.00
**waktu kuda berkisar antara pukul 13.00 - 15.00
***kain telesan berupa kain sarung untuk menutupi tubuh agar tidak telanjang


terinspirasi dari tempat pemandian di sebuah kota kecil di daerah pegunungan Sumatera Barat (Koto Kaciak, Maninjau, Sumatera Barat)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar